Rabu, 14 Maret 2012

Pahlawan Pesisir


PAHLAWAN PESISIR
Aninditya Nurman Rizki

Terbentang lautan biru
Tersebar pantai-pantai nan indah
Beribu ombak kecil menerpa
Beribu ombak besar mengikis pantai
Terjangan lembut semakin lama
Semakin merusak
Hamparan pasir putih
Basah oleh asinnya air laut
Abrasi. . .
Itulah yang terjadi
Pantai nan indah
Berubah menjadi parah
Hilang pesona cantiknya
Hilang panorama indahnya
Bangunlah tembok-tembok besi
Yang terbuat dari julangan tinggi
Bantang pohon bakau
Nan hijau dan indah menjadi pahlawan pesisir
Mangrove adalah hutan bakau yang tumbuh di daerah pantai, di daerah teluk, dan di muara sungai. Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang penting bagi hutan, air, dan alam sekitarnya. Fungsi dan manfaat bakau ditinjau dari sisi fisik, biologi maupun ekonomi. Fungsi dan manfaat hutan bakau secara fisik yaitu untuk penahan abrasi, menurunkan kandungan karbondioksida (CO2) di udara, penahan badai dan angin yang bermuatan garam, penambat bahan-bahan pencemar  (racun) diperairan pantai, penahan intrusi (peresapan). Fungsi dan manfaat hutan bakau  secara biologi yaitu tempat hidup biota laut, baik untuk berlindung, mencari makan, sumber makanan bagi spesies-spesies yang ada di sekitarnya, tempat hidup berbagai satwa lain semisal kera, buaya, dan burung. Fungsi dan manfaat hutan bakau secara ekonomi adalah untuk tempat rekreasi dan pariwisata, penghasil bahap pangan seperti ikan, udang, kepiting, dll, sumber mata pencaharian masyarakat sekitar seperti dengan menjadi nelayan penangkap ikan dan petani tambak, sumber bahan kayu untuk bangunan dan kayu bakar, bahan pengahasil obat-obatan seperti daun Bruguiera sexangula  yang dapat digunakan sebagai obat penghambat tumor.
Tuban juga sudah ada hutan bakau yang bernama Mangrove Center, Mangrove Center lebih tepatnya terletak di Jenu. Banyak jenis tanaman yang di tanam di Mangrove Center. Dengan adanya hutan mangrove maka abrasi akan berkurang sedikit demi sedikit. Di mangrove center kita bisa ikut serta menanam tumbuhan untuk memperbanyak tanaman bakau dan meminimalisir kerusakan dipesisir. Disana sudah banyak pohon yang ditanam untuk menjaga kelestarian lingkungan dipesisir pantai. Banyak tanaman yang bisa dijumpai disana selain bakau, yaitu cemara laut, bogem atau pedada dan tacang. Jenis-jenis tumbuhan tersebut adalah kelompok tanaman yang menangkap, menahan endapan, dan menstabilkan tanah habitatnya.  
Tumbuhan mangrove bersifat unik, karena merupakan gabungan dari cirri-ciri tumbuhan yang hidup di daratan dan dilautan. Umumnya tumbuhan mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas. Sistem perakaran ini merupakan suatu cara untuk adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropic dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindungi dari gerakan gelombang.  Benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancap akarnya.  Mangrove tumbuh dan berkembang pada pantai-pantai tepat disepanjang sisi pulau-pulau yang terlindungi  dari angin, atau serangkaian pulau atau pada pulau di belakang terumbu karang di pantai yang terlindungi. Hutan mangrove adalah penyelamat bagi kehidupan pesisir. Karena itu mangrove sangat penting untuk daerah pesisir dan untuk kelangsungan hidup hewan sekitar. Tanpa adanya mangrove atau hutan bakau pesisir akan rusak dan tidak ada kehidupan hewan disana. Pantai yang terus terkikis oleh air laut menjadikan semakin lama lingkungan kita semakin rusak.
Kita sebagai bangsa muda wajib ikut berperan serta menyelamatkan kerusakan pantai dari abrasi demi kelangsungan kehidupan anak cucu kita dan lingkungan nya. Salah satunya menggiatkan dan memper banyak  panorama hutan bakau disepanjang  pantai disekitar kita. Dengan panorama mangrove ini berarti  kita sudah menyelamatkan pelestarian lingkungan  dan khususnya di daerah pesisir. Tidak hanya masyarakat sekitar saja yang harus ikut serta melestarikan lingkungan, tetapi pemerinta juga harus ikut serta dalam pelestarian hutan bakau ini. Tanpa ada bantuan dari pemerintah, pelestarian lingkungan ini tidak akan sempurna karena tidak ada dukungan lebih kecuali pemerintah ikut serta dan bisa member contoh kepada masyarakat dan mengajak untuk melestarikan lingkungannya. Semoga kesadaran kita atas kelestarian hutan bakauakan semakin tumbuh dan kita semakin menjaga lingkungan kita agar lebih bermanfaat lagi.

BIODATA

Nama                           : Aninditya Nurman Rizki
Kelas                           : X-B
NISN                          :
TTL                             : Tuban, 10 Oktober 1995
Alamat                                    : jl. Basukirahmat XII/66 sidomulyo Tuban
No. hp                         : 085784979563
Zodiac                         : Libra
Warna kesukaan          : Hitam, Biru dongker,
Hobi                            : Basket, nongkrong sama teman
Cita-cita                      : fotografer, dokter gigi
Motto hidup                : saya berusaha membuat orang disekitar saya bangga dan senang dengan  saya.

Selasa, 13 Maret 2012

Kerusakan Hutan :(


Kerusakan hutan tropis yang terjadi di berbagai negara di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan dalam dua atau tiga dekade yang akan datang diperkirakan akan mengalami ancaman kepunahan yang disebabkan karena penebangan liar (illegal logging), pengalihan fungsi lahan, eksploitasi hutan yang berlebihan dan lain-lain. Salah satunya adalah hutan mangrove, yang menjaga pantai dari abrasi.

Di Kabupaten Brebes sendiri, yang memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 50 kilometer, saat ini banyak yang terkena abrasi. Hal itu diakibatkan tidak adanya hutan mangrove yang menjaganya. Karenanya, pemerintah ahrus mengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah ini.

"Memang harus ada dukungan dan upaya untuk menyelamatkan hutan tropis ini, khususnya hutan mangrove di pesisir Brebes. Karena akibat abrasi yang tiap tahun terjadi, membuat tanaman pelindung itu banyak yang rusak," kata Kepala Dinas Kehutanan Brebes Ir Eko Andalas Muchti.

Menurutnya kondisi hutan rakyat di Kabupaten Brebes ini banyak yang kritis, tak terkecuali di wilayah pesisir. Makanya pihaknya berharap di tahun 2011 ini minimal ada bantuan dari provinsi sama dengan di tahun 2010 kemarin. "Ada sekitar 7 ribu lahan kritis yang ada di wilayah Brebes, di antaranya kecamatan Paguyangan, Salem, Bumiayu, Tonjong, Sirampog, Larangan, Ketanggungan, Songgom, dan Banjarharjo. Sedangkan untuk wilayah Brebes sendiri, paling daerah yang terkena abrasi. Sementara dari hasil pantauannya, tanaman magrove yang merupakan hutan rakyat masih ada sekitar 300 hektar," ungkapnya.

Sedangkan untuk tanaman yang dijadikan sebagai hutan rakyat diantaranya pohon jati, mangrove, mangoni, dan sengon. Sebab, tanaman ini selain bisa dijadikan sebagai kekuatan alam juga bisa menghasilkan bagi rakyat itu sendiri.

Sementara upaya penyelamatan hutan mangrove juga muncul dari masyarakat. Salah satunya di Dukuh Pandansari, Desa Kaliwlingi, kecamatan Brebes. Di dukuh tersebut terdapat Kelompok mangrove yang terbentuk sejak tahun 1980-an, dan kini diketuai Rusjan dan Mashadi.

"Kelompok mangrove ini mulai terbentuk karena prihatin akan tingkat abrasi yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan hilangnya lahan pertambakan milik warga seluas ratusan hektar. Mangrove ini sengaja kami tanam untuk mengurangi abrasi, karena sudah ratusan hektar lahan tambak milik warga hilang karena abrasi," tutur Mashadi.

Ternyata, di Dusun Pandansari ini bukan hanya terdapat kelompok mangrove atau kelompok tani mangrove saja, tapi juga ada Satuan Tugas Jaga Segara (Satgas Gara), yang khusus bertugas untuk memantau mangrove. "Kami memiliki Satgas Gara, yang khusus bertugas untuk memantau mangrove atau lebih mudahnya, ya polisi mangrove seperti itu," tambah Mashadi, selaku juru bicara dari Kelompok Mangrove Dukuh Pandansari.

Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh Kelompok Mangrove dan Satgas Dukuh Pandansari ini sebagian besar adalah swadaya dari masyarakat sendiri. "Kami ini masih swadaya, walau sudah mulai banyak yang tahu dan mulai membantu," tegas Rusjan, yang juga anggota Satgas Gara.

Sedangkan tugas Satgas Gara yakni akan menangkap siapa saja yang merusak ekosistem mangrove sesuai dengan Peraturan Desa (Perdes) yang ada dan sesuai dengan Pasal 35 UU No 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Kelompok Mangrove di Dukuh Pandansari ini memiliki tujuan yang lebih luas lagi, selain untuk melestarikan mangrove dan mengurangi abrasi, yaitu ingin membangun sebuah desa yang mandiri.

"Kami ingin membuat Dukuh Pandansari ini menjadi desa yang mandiri. Pertama, ingin agar Dukuh Pandansari bisa berdiri sendiri menjadi Desa Pandansari. Yang kedua, kita ingin berdayakan semua warga untuk membangun desa sehingga bisa berswasembada pangan, memiliki kekhasan daerah, makanan khas atau tradisi khas daerah, serta untuk jangka panjangnya adalah ingin membuat desa ekowisata. Itu semua kami canangkan supaya kita menjadi desa yang mandiri," tambah Mashadi.

Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Brebes Slamet Riyadi ikut bangga dengan usaha dan kepedulian masyarakat lingkungan di Pandansari. Bahkan, keindahan dan terjaganya lingkungan hutan mangrove di lokasi tersebut juga sempat mendapatkan acungan jempol dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jateng, yang sempat melakukan pemantauan langsung dengan menggunakan perahu guna melihat keindahan hutan mangrove di wilayah pesisir tersebut. (agus wibowo)